Senin, 04 Juli 2011

INOVASI CHITOSAN SEBAGAI SANITIZER

Chitosan terbuat dari ekstrak kulit kepiting dan udang. Komponen ini telah banyak diteliti, terutama mengenai kemampuannya sebagai suplemen pembakar lemak (fat burner). Selain itu, bubuk chitosan juga mempunyai kemampuan koagulasi, misalnya apabila bubuk tersebut dimasukkan ke dalam gelas berisi air dan minyak sawit, maka minyak tersebut akan terkoagulasi menjadi gumpalan-gumpalan. Di samping kemampuan-kemampuan tersebut, chitosan juga dapat berfungsi sebagai antimikroba.
Sebagai turunan dari chitin, chitosan memiliki sifat tidak larut dalam air dan pelarut organik. Chitosan akan larut dengan cepat dalam asam organik lemah seperti asam asetat, asam format, asam sitrat, dan asam palmitat. Chitosan merupakan polimer yang mempunyai rantai panjang glucosamine. Kemampuan chitosan sebagai antimikroba disebabkan senyawa ini bermuatan positif (senyawa poly cation), yang dalam prakteknya akan berinteraksi dengan dinding sel bakteri yang bermuatan negatif, sehingga menyebabkan kerusakan antar sel penyusun pada bakteri. Ikatan chitosan dengan DNA terjadi melalui penetrasi chitosan ke dalam anti mikroba yang memengaruhi sintesis mRNA dan protein sehingga akhirnya menyebabkan kematian bakteri. Era baru bioteknologi mengantarkan chitosan dapat dimanfaatkan untuk sanitasi. Kedepan diharapkan, senyawa ini dapat menggantikan peran klorin sebagai sanitizer.